hubungan teori evolusi kimia dengan asal usul kehidupan adalah
Darisebuah garis sejarah, sebagai bagian dari suatu bangsa, selayaknya manusia mengetahui apa yang membentuk dirinya di masa lalu Sungguhpun, "bulan lompat" digunakan untuk memastikan kalendar qamari sejajar dengan matahari Andrius is a Lithuanian masculine given name KAWASAN ASIA TENGAH TEORI ASAL MULA NEGARA TEORI ASAL MULA NEGARA.
Teoriini menyat akan bahwa asal -usul kehidupan diawal i ol eh terbentuknya senyawa-senyawa organik di atmosfer. Dengan adanya gas- gas, seperti metana CH 4 , hidrogen H 2 , uap air H 2 O, dan amonia N H 3 di atmosfer serta bantuan energi dari sinar kosmis dan kilatan halilintar, dapat terbentuk senyawa organik seperti asam amino.
ituTeori Oparin adalah hipotesis tentang asal usul kehidupan yang diajukan oleh ilmuwan Rusia Alexander Oparin pada tahun 1924. Teori ini mendalilkan bahwa semua kehidupan berasal secara spontan dari bahan mati, seperti metana, uap air, dan hidrogen. Menurut teori ini, yang juga disebut hipotesis Oparin-Haldane, asal usul kehidupan di Bumi adalah hasil dari proses evolusi kimia yang lambat
Yehudaadalah salah seorang putra nabi Yakub (Kejadian 29: 22) yang kemudian hari dijadikan nama salah satu kerajaan Israel yang pecah menjadi Stanley Lloyd Miller (7 Maret 1930 - 20 Mei 2007) adalah seorang kimiawan Yahudi-Amerika yang membuat percobaan penting mengenai asal usul kehidupan dengan menunjukkan bahwa berbagai senyawa organik
Evolusianorganik. Evolusi mengenai asal usul makhluk hidup yang ada di muka bumi, berdasarkan fakta dan penalaran teoritis. Evolusi organik. Evolusi organik disebut juga evolusi biologis, yaitu mengenai asal usul spesies dan hubungan kekerabatannya. Baca juga: Evolusi: Arti dan Perkembangannya. Kategori evolusi. Secara garis besar, beberapa
may mắn gả cho người h tục. Apakah kehidupan, berasal dari kehidupan juga? Nah, kalo pertanyaan ini diajukan ke elo, mungkin aja bakal dijawab dengan, “Ya iyalah, gue kan lahir dari manusia. Terus, gue makhluk hidup. Jadinya, gue sebagai manusia which is adalah makhluk hidup, juga berasal dari makhluk hidup, dong!” Oke, elo mungkin bisa jelasin asal-usul kehidupan, dengan ngasih contoh diri elo sendiri, sebagai makhluk hidup yang punya kehidupan. Namun, kalo gue tanya lagi, ”Orang yang ngelahirin elo, berasal dari mana?” Terus, elo bisa jawab, “Ya berasal dari orang yang ngelahirin, dong. Orang yang ngelahirin gue, berasal dari orang yang dulu ngelahirin orang yang ngelahirin gue! Jadi, kayak siklus yang muter aja gitu. Iya, enggak, sih?” Dari sini, apakah kita bisa bilang makhluk hidup itu selalu berasal dari makhluk hidup? “Tentu aja, dong, emangnya bisa makhluk hidup berasal dari makhluk yang tidak hidup?” Kalau elo sampai saat ini masih berpikir kalau kehidupan selalu berasal dari kehidupan sebelumnya, materi Biologi kali ini cocok banget sama elo, hehe! Kenapa? Karena kalo pertanyaan itu diarahkan kepada ilmuwan, elo bisa aja mendapatkan jawaban dari para ahli yang bener-bener jauh berbeda dari apa yang selama ini elo percayai. “Lho, masa iya, sih, makhluk hidup bisa berasal dari makhluk yang tidak hidup?” Nah, pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban ini, adalah hal yang masih terus dicari jawabannya oleh para ilmuwan. Oke, kalau elo udah mulai penasaran, dari mana asal-usul kehidupan di bumi ini, ayo kita bahas teori asal usul kehidupan dan pembuktiannya! Sebenernya, apa saja teori tentang asal usul kehidupan? Teori Asal-Usul KehidupanPerbedaan Teori Abiogenesis dan BiogenesisTeori BiogenesisContoh Soal Teori Asal-Usul Kehidupan dan Pembahasan Pembahasan ini, berkaitan erat dengan teori evolusi biologi dan teori penciptaan manusia. Hal ini karena asal-usul kehidupan yang mencoba menjawab sejarah evolusi dan gimana awal mula keberadaan manusia. Apa yang dimaksud dengan evolusi biologi memiliki kaitan yang erat dengan asal-usul kehidupan, karena sifatnya yang mencoba melihat secara kronologis, awal mula evolusi biologi. Dari pembahasan kita di awal, elo dan gue, kan, terus bertanya, dari mana kita sebagai manusia berasal, dari mana asal-usul orang yang ngelahirin kita, sampe asal-usul orang yang ngelahirin orang tua kita. Hal ini, kalo ditarik lebih jauh ke masa lalu, entah itu ratusan, ribuan, bahkan sampe jutaan tahun ke belakang, apakah pendapat kita masih bisa sepenuhnya kita pegang? Sebelum itu, sebenernya kita juga perlu bertanya, “Emangnya, jutaan tahun lalu, manusia udah ada?” Nah, lho, malah muncul pertanyaan baru lagi, kan, wkwkwk. Tapi, itu yang bikin sains seru, karena bakal terus memunculkan rasa ingin tahu. Oke, supaya pembahasan kita bisa fokus ke topik utama, gue pengen bahas dulu tentang teori asal-usul kehidupan. Pertama, teori ini pengin menjelaskan, dari mana asal-usul dari kehidupan di bumi. Kedua, teori adalah sesuatu yang awalnya berasal dari dugaan sementara hipotesis, memiliki bukti yang mendukung evidence, baru habis itu diuji kebenarannya. Kalau ternyata udah lolos pengujian, baru, deh, bisa disebut sebagai teori. Oleh karena itu, teori adalah sesuatu yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, karena telah melewati langkah-langkah saintifik yang sebelumnya gue jelasin tadi. Nah, teori asal-usul kehidupan, dibagi menjadi dua, yaitu abiogenesis dan biogenesis. Dua teori ini, punya perbedaan yang cukup bertolak belakang, dan juga ada pembuktiannya masing-masing. Oke, kalau begitu, kita langsung aja caw ke pembahasan teori abiogenesis dan biogenesis. Baca Juga Apa Itu Mekanisme Evolusi dan Penyebab Terjadinya – Materi Biologi Kelas 12 Perbedaan Teori Abiogenesis dan Biogenesis Di awal, kita udah saling diskusi, tentang asal-usul kehidupan di bumi. Kebetulan, elo memilih diri elo sendiri sebagai makhluk hidup yang punya kehidupan. Hal ini, bisa menjadi bukti dari kehidupan yang berasal dari kehidupan, berdasarkan observasi yang kita amati langsung. Nah, kalo kehidupan yang berasal dari makhluk tidak hidup, emang bisa dibuktikan? Oke, sebelum kita menjawab pertanyaan itu, elo dan gue jadi udah bisa melihat perbedaan, bahwa ada dua teori yang mencoba menjawab asal-usul kehidupan. Pertama, teori abiogenesis. Teori ini melihat kehidupan atau makhluk hidup di bumi, berasal dari makhluk yang tidak hidup alias benda mati. Kedua, teori biogenesis. Kalo teori ini, sesuai dengan obrolan kita di awal, yaitu teori yang menyatakan kehidupan atau makhluk hidup di bumi, juga berasal dari makhluk hidup. Mengutip dari Britannica, abiogenesis merupakan “the idea that life arose from nonlife more than billion years ago on Earth. Abiogenesis proposes that the first life-forms generated were very simple and through a gradual process became increasingly complex”. Dari kutipan tersebut, kita bisa tahu kalau Abiogenesis memandang kehidupan berasal bukan dari kehidupan. Sementara itu, biogenesis melihat kalau ”life is derived from the reproduction of other life, was presumably preceded by abiogenesis, which became impossible once Earth’s atmosphere assumed its present composition”. Biogenesis justru memandang kalau kehidupan berasal dari reproduksi kehidupan lain. Dari sini, kita bisa tahu kalau dua teori ini memandang asal-usul kehidupan, dari awal mula yang berbeda. Namun, hal yang kita bisa pelajari dan pertanyakan kembali dari pembahasan di atas, adalah pendapat kalau kehidupan, awalnya berasal dari bentuk kehidupan pertama yang sederhana, lalu mengalami proses bertahap yang membuatnya jadi kompleks. Selain itu, hal yang tidak kalah menariknya, adalah pandangan kalau mungkin aja jawabannya bukan tentang mana yang benar, antara abiogenesis atau biogenesis. Namun, adanya kemungkinan kalau terdapat teori asal-usul kehidupan yang lebih awal terjadi ketimbang teori asal-usul kehidupan yang lain. Kemungkinan-kemungkinan ini, selama masih melalui langkah-langkah ilmiah, dapat dijadikan pegangan sementara kita dalam mempelajari sains sebagai hasil penelitian. Kenapa masih jadi pegangan sementara? Karena ilmu pengetahuan selalu berkembang di masa depan, dan dapat saja ditemukan hal-hal lain ke depannya, yang sifatnya melengkapi teori-teori yang sudah ada. Oke, kalau begitu, ayo kita bahas masing-masing teori, satu per satu, bersama dengan pembuktiannya. Ilustrasi Tokoh di Teori Asal-Usul Kehidupan Arsip Zenius Baca Juga Perbedaan Manusia Purba dan Manusia Modern – Materi Biologi Kelas 12 Teori Abiogenesis Kalau mau ditarik dari sejarah awal teori abiogenesis, kita bakal ketemu sama Aristoteles, sebagai tokoh yang memperkenalkan pemikiran ini. Salah satu gagasan yang menjadi awal dari pemikiran ini, diperkenalkan oleh Aristoteles, yaitu Generatio Spontanea. Mengutip dari Britannica, generatio spontanea adalah ”the hypothetical process by which living organisms develop from nonliving matter; also, the archaic theory that utilized this process to explain the origin of life”. Nah, dari penjelasan di atas, kita tahu kalau generatio spontanea adalah hipotesis yang memandang kalau makhluk hidup berasal dari sesuatu yang tidak hidup. Generatio spontanea, juga melihat makhluk hidup ada secara tiba-tiba atau spontan. Pemikiran yang diperkenalkan Aristoteles ini, setidaknya mulai muncul sejak 200 tahun sebelum masehi. Contoh pembuktian dari teori ini, adalah makhluk hidup yang tiba-tiba muncul dari tempat-tempat yang sebelumnya tidak ada kehidupan. Ilustrasi Makhluk Hidup yang Muncul Spontan Arsip Zenius Misalnya, seekor tikus yang tiba-tiba bisa muncul dari tumpukan jerami, atau belatung yang muncul dari potongan daging. Kalau elo merasa pemikiran generatio spontanea ini aneh, hal yang perlu disadari adalah, bahwa generatio spontanea masih mendominasi pemikiran-pemikiran di masa lalu, bahkan sampai setidaknya abad ke-17. Nah, baru setelah itu, muncul teori biogenesis, yang berperan penting untuk saling melengkapi teori-teori asal-usul kehidupan. Baca Juga Ciri dan Klasifikasi Makhluk Hidup – Materi Biologi Kelas 10 Teori Biogenesis Di tahun 1669, percobaan yang dilakukan oleh Francesco Redi, menjadi awal mula teori yang menyatakan kalau makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Francesco Redi bukan cuma mempertanyakan kebenaran dari teori abiogenesis, tetapi juga melakukan percobaannya sendiri. Oke, untuk tahu apa percobaannya, sila perhatikan ilustrasi di bawah ini. Ilustrasi Percobaan Francesco Redi Arsip Zenius. Percobaan yang dilakukan oleh Francesco Redi tersebut, ingin membuktikan apakah makhluk hidup berasal dari sesuatu yang tidak hidup. Oke, kalau begitu, apa percobaan yang dilakukannya? Francesco Redi mempersiapkan tiga stoples, yang masing-masing diisi oleh potongan daging. Namun, di stoples A dibiarkan terbuka, tanpa penutup. Di stoples B, ditutup rapat. Di stoples C, ditutup dengan kain kasa, sehingga udara masih bisa masuk lewat pori-pori kain. Percobaan ini ingin melihat, apakah makhluk hidup bisa benar-benar muncul dari sesuatu yang tidak hidup. Nah, hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut. Di stoples A, muncul belatung dari potongan daging, karena lalat bisa dengan bebas masuk di dalamnya. Di stoples B, karena ditutup atau disegel rapat, tidak muncul apa pun dari potongan daging tersebut. Di stoples C, muncul belatung pada permukaan kain kasa, karena lalat tidak bisa masuk ke dalam stoples, dan bertelur di atas permukaan kain kasa. Dari percobaan ini, Francesco Redi membuktikan bahwa organisme hidup berasal dari organisme serupa. Hal ini dikarenakan lalat yang awalnya berasal dari sebuah larva, yaitu belatung. Dan makhluk hidup, tidak dapat muncul secara tiba-tiba, dibuktikan pada stoples B yang tidak ada makhluk hidup apa pun di dalamnya. Nah, menurut elo, apakah percobaan dari Francesco Redi ini bisa kita pertanyakan ulang keakuratannya? Maksudnya, apakah elo melihat sesuatu yang mengganjal dari percobaan ini? Oke, percobaan ini, mendapat ulasan lanjutan, bahwa pada stoples B, adalah hal yang wajar kalau kehidupan tidak dapat ditemukan di sana. Karena kehidupan membutuhkan udara untuk menyokongnya. Lantas, mulainya berbagai percobaan dilakukan setelah era ini. Di abad tersebut, mulailah dilakukan banyak percobaan untuk membuktikan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya. Sebenernya, ada banyak banget percobaan yang berusaha membuktikan teori biogenesis atau bahkan mencoba membantah teori biogenesis. Kalau elo tertarik untuk mempelajari berbagai percobaan yang ada pada teori biogenesis, gue udah siapin video belajar yang membahas tentang teori asal-usul kehidupan ini. Elo bisa akses pembahasan lengkapnya di bawah ini. Oke, selanjutnya, gue udah siapin berbagai contoh soal yang bisa langsung elo kerjain. Supaya elo bisa mengulang kembali, materi yang sebelumnya udah kita bahas bareng. Contoh Soal Teori Asal-Usul Kehidupan dan Pembahasan 1. Konsep Generatio Spontanea dipopulerkan oleh …. a. Aristoteles b. John Needham c. Lazzaro Spallanzani d. Francesco Redi e. Louis Pasteur Pembahasan Konsep Generatio Spontanea sendiri sebenarnya telah lama ada sejak awal peradaban klasik. Tapi mulai pertama kali dipopulerkan oleh Aristoteles yang merangkum banyak pemikiran sebelumnya ketika menulis pemikirannya terkait biologi. Jawaban A. 2. Manakah dari contoh kasus di bawah ini yang merupakan contoh dari generatio spontanea? a. Adanya ulat di dalam buah mangga. b. Buaya muncul dari balok kayu yang terapung di sungai. c. Keluarnya akar dari biji kacang hijau yang menjadi kecambah. d. Kemunculan lumut pada lahan yang terkena dampak erupsi gunung berapi. e. Terbentuknya kupu-kupu di dalam kepompong. Pembahasan Generatio Spontanea mengasumsikan bahwa organisme dapat muncul dari benda mati secara tiba-tiba. Maka dari itu, opsi bahwa buaya bisa terbentuk dari balok kayu mewakili asumsi tersebut. Jawaban B. 3. Apa kesimpulan dari eksperimen yang dilakukan oleh F. Redi? lalat dibawa oleh udara yang masuk ke botol. b. Telur lalat muncul secara tiba-tiba dari daging yang membusuk. c. Telur lalat sebelumnya sudah ada di dalam daging sapi. d. Telur lalat diletakkan oleh lalat yang masuk ke botol. e. Telur lalat dihasilkan oleh daging sapi. Pembahasan Percobaan Redi menyimpulkan bahwa telur lalat tidak tiba-tiba terbentuk dari daging busuk, melainkan diletakkan oleh lalat yang mengunjungi toples berisi daging tersebut. Jawaban D. *** Baiklah, dari teori asal-usul ini, kita bisa melihat aristoteles yang memperkenalkan teori abiogenesis, yaitu makhluk hidup berasal dari makhluk tidak hidup. Selanjutnya, Francesco Redi menjadi tokoh yang membawa pemikiran di dunia tentang teori biogenesis, yaitu makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Oke, dari pembahasan ini, kita bisa tahu kalau terdapat dua teori dalam asal-usul kehidupan, yaitu biogenesis dan abiogenesis. Setelah mengetahui dua teori ini, apakah masih ada hal yang elo masih belum ngerti, atau bahkan elo punya pertanyaan-pertanyaan lain terkait hal ini? Nah, untuk menolong elo dalam belajar Biologi, Zenius punya berbagai tips yang ampuh untuk elo praktikkan, dan bakal berguna dalam belajar Biologi. Silakan elo klik pembahasan lengkapnya, melalui tips belajar biologi ala Zenius. Oh, ya, karena UTBK udah semakin dekat, elo juga butuh untuk mengasah kemampuan mengerjakan soal-soal UTBK. Kalau zaman gue dulu, ini bisa dimaksimalkan dengan sering-sering ikut try out. Lucky you, karena Zenius menyelenggarakan Try Out dan hal ini bakal mengasah kemampuan elo dalam mengerjakan berbagai variasi soal di UTBK. Oke, tulisan hari ini, gue cukupkan sampai di sini aja, ya. Selamat belajar, semoga mendapatkan hasil maksimal untuk setiap ujian-ujian yang elo ikuti. Cheers!
Teori evolusi biokimia menyatakan bahwa makhluk hidup terbentuk dari gas-gas di atmosfer yang dipengaruhi oleh energi radiasi sinar kosmis dan aliran listrik halilintar berdasarkan hukum fisika-kimia. Teori Evolusi Biokimia menurut Alexander Ivannovich Oparin, yaitu atmosfer bumi banyak mengandung senyawa berbentuk uap . Dengan adanya energi dari benda-benda angkasa/petir, zat-zat tersebut bereaksi membentuk zat organik sederhana yang berlangsung tanpa adanya oksigen. Zat organik terbawa oleh air hujan menuju ke lautan yang panas sehingga disebut primordial soup sop purba. Secara bertahap zat organik sederhana bersintesis membentuk mikromolekul asam amino dan nukleotida, makromolekul protein, nukleotida, asam nukleat, polipeptida, lemak, dan polisakarida, dan tetesan protobion. Selanjutnya, senyawa organik akan mengalami evolusi biologi hingga terbentuk organisme yang kompleks. Proses evolusi berlangsung dari lautan menuju ke daratan. Teori Evolusi Biokimia menurut Harold Urey, yaitu di atmosfer terdapat zat-zat anorganik berbentuk gas, antara lain metana, air, amonia, dan hidrogen. Oleh karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kosmis dan aliran listrik halilintar maka zat -zat anorganik tersebut bereaksi menjadi zat-zat organik sebagai dasar organisme. Eksperimen Stanley Miller. Stanley Miller adalah murid Harold Urey. Miller membuat model percobaan untuk membuktikan teori Urey dengan memasukkan gas metana, amonia, dan hidrogen dimasukkan ke dalam alat percobaan melalui keran yang terdapat pada perangkat alat. Di dalam labu, dimasukkan air yang dipanaskan sehingga menghasilkan uap air. Gas-gas terdorong oleh uap air menuju ke dalam bilik bola reaksi yang di dalamnya dialirkan energi listrik volt sebagai pengganti kilatan halilintar. Aliran listrik bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas bereaksi membentuk zat baru. Zat baru didinginkan dengan kondensor alat pengembun menjadi tetesan air yang mengandung asam amino, asam hidroksi, HCN, dan urea. Asam amino merupakan komponen kehidupan. Oleh karena itu, jawaban yang benar adalah A.
Mahasiswa/Alumni Politeknik Negeri Jember04 Agustus 2022 0738Jawaban yang benar adalah b. reaksi halilintar dengan bahan dasar atmosfer purba membentuk senyawa mikromolekul. Pembahasan Teori evolusi biokimia menyatakan bahwa makhluk hidup terbentuk dari gas-gas di atmosfer yang dipengaruhi oleh energi radiasi sinar kosmis dan aliran listrik halilintar berdasarkan hukum fisika-kimia. Berikut ini merupakan beberapa teori evolusi biokimia dari beberapa ahli 1. Teori Evolusi Biokimia menurut Alexander Ivannovich Oparin yaitu atmosfer bumi banyak mengandung senyawa berbentuk uap H₂O, CO₂, CH₄, NH₃, H₂. Dengan adanya energi dari benda-benda angkasa atau petir, zat-zat tersebut bereaksi membentuk zat organik sederhana yang berlangsung tanpa adanya oksigen. Zat organik terbawa oleh air hujan menuju ke lautan yang panas sehingga disebut primordial soup sop purba. Secara bertahap zat organik sederhana bersintesis membentuk mikromolekul asam amino dan nukleotida, makromolekul protein, nukleotida, asam nukleat, polipeptida, lemak, dan polisakarida, dan tetesan protobion. Selanjutnya, senyawa organik akan mengalami evolusi biologi hingga terbentuk organisme yang kompleks. Proses evolusi berlangsung dari lautan menuju ke daratan. 2. Teori Evolusi Biokimia menurut Harold Urey yaitu di atmosfer terdapat zat-zat anorganik berbentuk gas, antara lain metana, air, amonia, dan hidrogen. Oleh karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kosmis dan aliran listrik halilintar, maka zat -zat anorganik tersebut bereaksi menjadi zat-zat organik sebagai dasar organisme. 3. Eksperimen Stanley Miller yang merupakan murid Harold Urey. Miller membuat model percobaan untuk membuktikan teori Urey dengan memasukkan gas metana, amonia, dan hidrogen dimasukkan ke dalam alat percobaan melalui kran yang terdapat pada perangkat alat. Di dalam labu, dimasukkan air yang dipanaskan sehingga menghasilkan uap air. Gas-gas terdorong oleh uap air menuju ke dalam bilik bola reaksi yang di dalamnya dialirkan energi listrik volt sebagai pengganti kilatan halilintar. Aliran listrik bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas bereaksi membentuk zat baru. Zat baru didinginkan dengan kondensor alat pengembun menjadi tetesan air yang mengandung asam amino, asam hidroksi, HCN, dan urea. Asam amino merupakan komponen kehidupan. Jadi, hubungan teori evolusi kimia dengan asal usul kehidupan adalah reaksi halilintar dengan bahan dasar atmosfer purba membentuk senyawa mikromolekul.
A. Latar BelakangMakalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta keadaaan dalam kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa zaman modern ini mahluk hidup khususnya manusia telah mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap pembelajarannya manusia selalu mendapatkan maslah dan perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang ditelitinya. dalam hal ini adalah meneliti asal usul kehidupan yang menjadi permasalahan dari sejak berabad-abad tahun yang lalu sampai sekarang. karena pada umumnya biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan mahluk hidup yang ada karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan itu sendiri. adapun hal lain yang ingin diperdalam dalam makalah biologi umum ini adalah mengenai keterkaitan antara ilmu biologi dengan ilmu yang lainnya. Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang ilmupengetahuan dimana telah diketahui bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang mampu dibuktikan kebenarannya melalui metode ilmiah dalam hal ini adalah praktikum biologi umum itu tentunya ilmu pengetahuan itu akan kita peroleh dari pembelajaran, maka dari itu melalui makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan asal usul kehidupan melalui evolusi biokimia untuk membuktikan beberapa yang diharapkan. dan tentunya dilengkapi dengan berbagai pihak atau tokoh II PEMBAHASAN Asal Usul kehidupan 1. Kehidupan berasal dari Zat-Zat Anorganik Evolusi Kimia Dimulai dari Atmosfir PurbaSejak berabad-abad yang lalu hingga sekarang asal usul kehidupan di bumi menjadi bahan perdebatan , sehingga menimbulkan bebrapa pertanyaan antara lain sebagai berikut ;1. apakah kehidupan itu ?2. dari manakah asal kehidupan ?jawaban yang diberika oleh para ahli bermacam-macam , tetapi belum ada jawaban terakhir yang memuaskan dan dapat diterima semua pihak. Namun bebrapa teori telah mencoba memberikan jawaban tentang asal-usul kehidupan di planet bumi ini. Teori-Teori tersebut adalah sebagai berikut a. Teori Ciptaan Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet diciptakan oleh Tuhan. Bumi yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai sekarang mempunyai ciri yang tidak berubah. Mereka mengungkapkan teori ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib yang pernah dilihatnya. Kejadian gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan , seperti halnya bumi dan kehidupan yang ada di didalamnya juga diciptakan Teori Kedaan bumi yang Selalu TetapMenurut teori ini bumi tidak mempunyai asal mula. Begitu pula spesies yang mendiami bumi juga tidak mempunyai asal Teori CosmozoaTeori ini mengemukakan bahwa kehidupan di bumi diperkirakan berasal dari ruang angkasa. Hal yang mendasari teori ini adalah peyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada batu meteor maupun vartu komet yang jatuh ke bumi mengandung banyak molekul organic sederhana , misalnya cyanogens , asam organic tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi benih kehidupan. Menurut teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul kehidupan. Kehidupan dapat timbul sekali atau bebrapa kali di berbagai bagian galaksi dalam waktu yang Teori AbiogenesisSeorang ahli ilmu pengetahuan alam berkebangsaan Belanda bernama Antonie van Leeuwnhoek 1632-1723 , dengan mikrosop buatannya berjasil menemukan jasad renik yangn sifatnya hidup dan bergerak-gerak dari setets air rendaman jerami. Hasil pengamatan ini mengingatkan kembali pada pandangan generation spontan abiogenesis yang dikemukakan olek Aristoteles 384-322 SM . Akan tetapi , sebagian orang masih meragukan sekian banyak orang yang mempermasalahkan teori tersebut , terdapat seorang ahli ilmu pengetahuan alam bernama Francesco Redi 1626-1628 yang dengan teliti tidak segera menerima teori tersbeut. Ia melakukan percobaan yang hasilnya kemudian membuat pikiran banyak orang menjadi goyah terhadap teori generation percobaan yang dilakukan oleh Francesco Redi sebagai berikut. Dia merebus dua potong daging segar sampai mendidih agar terjadi sterilisasi. Kedua potongan daging itu dimasukkan ke dalam dua stoples ; stoples pertama terbuka dan stoplrs kedua tertutup rapat. Kedua stoples tersebut dibiarkan bebrapa hari , di dalam stoples pertama yang mulutnya terbuka banyak didapatkan larva atau tempayak lalat , sedangkan di dalam stoples kedua tidak ditemukan larva percobaan Francesco Redi tersebut muncul kesimpulan bahwa larva yang berada di dalam stoples pertama berasal dari telur lalat yang masuk ke dalam dan meletakkan telurnya , sedangkan di dalam stoples kedua yang tertutup rapat tidak ditemukan larva karena lalat tidak dapat masuk ke dalam dan meletakkan , pada abad ke-18 seorang berkebangsaan Italia bernama Lazzaro Spallanzani 1729-1799 melakukan eksperimen atas dasar pemikiran seperti eksperimen Francesco Redi , hanya dalam eksperimenya tidak digunakan daging , tetapi air kaldu. Percobaannya berlangsung sebgai berikut. Disediakan tiga tabung yang masing-masing diisi dengan air kaldu secukupnya. Tabung pertama dibiarkan terbuka mulutnya. Tabung kedua dan keyiga dipanaskan sampai mendidih selama 15 kedua dibiarkan mulutnya terbuka ,sedang tabung ketiga mulutnya tertutup rapat dengan lapisan lilin. Setelah dibiiarkan selama tujuh hari , air kaldu di dalam tabung yang mulutnya terbuka menjadi keruh akibta timbul bakteri , sedang kedaan air kaldu di dalam tabung yang mulutnya terttutup masih seperti eksperimen yang dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani ini membuktikan bahwa timbulnya bakteri bukan terjadi secara spontan , tetapi bakteri muncul dari spora bakteri yang masuk dan kemudian berkembang pada air percobaan Redi dan Spallanzani teori generation spontanea menjadi goyah. Namun demikian , sebagian orang menetang kebenaran percobaan Spallanzani serta mempertahankan kebenaran teori lama. Mereka menunjuk percobaan tersebut masih ada kelemahannya , yaitu pada tabung yang tertutup sebenarnya masih terdapat gejala generation spontanea , tetapi karena tertutup tidak ada gaya yang masuk untuk Teori BiogenesisKelemahaan percobaan spallanzi kemudian dicoba disempurnakan oleh lois Pasteur 1822-1895 ahli biokimia dan mikrobiologi dari prancis. Pada tabung kedua percobaan spallanzi, mulut tabung dittutup dengan pipa berbentuk leher angsa sehingga ruangan di dalam bakteri masih berhubungan dengan udara luar. Bentuk seperti ini memungkinkan bakteri dan spora bakteri tidak dapat masuk ke dalam air kaldu. Setelah beberapa hari ternyata hasilnya sama dengan percobaan spallanzi. Maka tumbanglah teori abiogenesis dan timbul teori biogenesis dengan slogan omne ex ovo omne ovum ex vivo f. Teori Biologi Modern Evolusi Biokimia Menurut teori ini , asal kehidupan yang pertama adalah reaksi-reaksi kimiawi yang menghasilkan asam amino pembentuk protein. Asam amino merupakan dasar pemebntukan setiap amino tersusun dari unsure C,H,O dan N sebagai unsure utama. Di atmosfer banayak terdapat gas CH4 , Nh3 , H2O , dan H2 yang jika terkena loncatan bunga api listrik dapat membentuk asam terbentuknya asam amino do atmosfer dikemukakan oleh Harold Urey dan Oparin. Teori Urey dibuktikan kebenarannya oleh Stanley Miller. Kehidupan pertama terjadi di laut , kemudian organisme mengalami evolusi dengan hidup di darat. Perlu diketahui bahwa Evolusi merupakan perkembangan mahluk hidup yang berlangsung secara perlahan-lahan dalam jangka waktu lama dari bentuk yang sederhana kea rah bentuk yang eksperimen lois pateur dapat menumbangkan teori generation spontanea, timbul masalah baru, yaitu dimanakah unsure kehidupan itu pertama kali timbul.? Banyak pihak yang berpendapat bahwa kehidupan muncul akibat dari reaksi-reaksi kimiawi yang diawali molekul berukuran kecil satu dengan yang lain, dengan bantuan energi atau panas, menghasilkan molekul berukuran besar, atau dari senyawa anorganik menjadi senyawa organic terutama protein sebagi bahan dasar atau inti sel mahluk hidup. Kejadian secara teoritis tersebut merupakan awal terbentuknya sel yang bersifat primitive. Kejadianya yang pertama kali diperkirakan di laut sebgai tempat yang berenergi cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk reaksi-reaksi juga pendapat lain yang mengatakan bahwa kehidupan pertama terjadi di atmosfer, atas dasar terbentuknya asam amino protein sebgagai dasar subsastansi kehidupan. Pada suatu saat terbentuknya bumi di atmosfer kaya akan molekul CH4,NH3,H2, dan H2O yang semuanya berupa gas. Gas-gastersebut sampai sekarang banyak terdapat di atmosfer dan terssusun dari atom-atom C,H,O, dan N yang dijumpai pada asam amino, sedangkan asam amino merupakan zat penyusun protein. Akibat loncatan bunga listrik sewaktu terjadi halilintar dan radiasi sinar kosmik, molekul-molekul itu breaksi membentuk asam amino. Adanya asam amino sinar memungkinkan terbentuknya kehidupan. Bentuk kehidupan ini diperkirakan sama seperti virus. Perkiraan diatas yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari atmosfer, dikemukakan oleh Harold Urey 1893 ahli kimia amerika dan Oparin 1929 ahli biokimia urey dan oparin berbeda kebangsaan dan zzaman, teapi keduanya berprinsip sama sehingga pendapat itu dikenal dengan teori Urey maupun Oparin . Melalui proses evolusi bentuk kehidupan yang pertama itu berkembang menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti sekarang ini. Untuk membuktikan kebenaran teori yang dikemukakan oleh Harold Urey, seorang mahasiswa dari universitas Chicago bernama Stanley Miller 1953 dengan kecermatan dan ketelitianya, berhasil membuat alat pembuktian berupa tabung kaca dengan kelengkapan pengaturan untuk memasukan gas-gas CH4,NH3,H2,dan itu juga dilengkapi dengan elektroda-elektroda yang berhubungan dengan sumber listrik. Sumber listrik berfungsi sebagi loncatan bunga api listrik dan sekaligus pencampur gas-gas tadi. Ternyata dalam percobaan ini apabila loncatan listrik bertegangan tinggi dialirkan segera terjadi reaksi kimia dan terbentuk senyawa kimia berupa asam Biologi dimlai di Cekungan-Cekungan di PantaiTelah diterangkan di muka bahwa kehidupan pertama kali diperkirakan terjadi di laut. Dengan demikian , organisme mengalami evolusi dari air menuju darat. Semua mahluk hidup mempunyai unsure-unsur persamaan. Sebagai contoh , sel mahluk hidup semuanya mempunyai protoplasma. Jika setiap hewan diciptakan secara terpisah dan tidak mempunyai hubungan kekerabatan , maka setiap hewan akan berbeda. Demikian juga pada invertebrate , baik yang habitatnya di air maupum di darat mempunyai persamaan dan terjadi evolusi dari air menuju darat. Sebagai contoh , perkembangan capung dari ordo Odonata yang meliputi Isoptera dan capung mengalami evolusi ; salah satunya adalah pergantian habitat dari air menuju darat , yaitu penetasan larva trejadi di air sedang imago atau bentuk dewasa hidup di darat. Perpindahan dari air menuju darat diikuti perubahan fungsi anggota tubuh , seperti alat pernafasan dan alat berenang. Contoh lain yang mengalami perkembanagn yang sama adalah ordo Diptera dengan salah satu anggotanga adalah samping itu peralihan dari bahan tidak hidup menjadi sel hidup memerlukan rentang waktu yang sangat lama. Secara hipotetik , perkembanagn prokariotik terjadi pada atmosfer purba yang terbatas. Organisme pertama yang mempu mengembangkan diri dalam perairan yang kaya bahan organic adalah organisme peragi. Organisme ini memiliki fungsi dasar metabolesme yang kaya akan CO2 da SO4 menyebabkan efektifnya evolusi organisme pada atmosfer electron-elekrton kea rah pembentukan dari atmosfer purba menjadi atmosfer yang mengandung merupakan masa evolusi besar mahluk hidup. Setelah tersedia oksigen atau O2 perkembanagn eukariotik mulai terjadi dan banyak menempati relung ekologik. Perkembangan mikroorganisme , yang meliputi perkembangan fisiologis dan metabolisme , menjadi lebih baik dengan ditandai perkembangan kromosom maupun pemindahan gen yang cukup Evolusi BiokimiaEvolusi KimiaMenerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senyawa-senyawa organik kompleks. Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala laboratorium. Ia merancang alat yang seperti terlihat dalam gambar di bawah memasukkan gas H2, CH4 metan, NH3 amonia dan air ke dalam alat. Air dipanasi sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang bertindak sebagai "halilintar" agar gas-gas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi, terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks menjadi makhluk hidup yang paling BiologiAlexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan "soppurba" tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan koaservat. Timbunan gumpalan koaservat yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai "selaput sel primitif" yang memberi stabilitas pada begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat menghasilkan "organisme heterotrofik" yang dapat mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi dari "sop purba" yang kaya akan bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul, karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan rohani yang meliputi moral, etika, estetika dan USUL KEHIDUPANEvolusionis menyatakan bahwa makhluk hidup membentuk diri mereka sendiri secara mandiri dari benda mati. Namun, ini adalah dongeng takhayul abad pertengahan yang bertentangan dengan hukum dasar biologi. Bagi kebanyakan orang, pertanyaan "apakah manusia berasal dari kera atau tidak" muncul dalam benak mereka ketika teori Darwin disebutkan. Tapi sebelum membahas masalah ini, sebenarnya masih terdapat beragam pertanyaan yang harus dijawab oleh teori evolusi. Pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama muncul di menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi Kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan YANG MEMBELAH DIRI "" Hukum paling mendasar dari kehidupan adalah "kehidupan hanya berasal dari kehidupan". Suatu makhluk hidup hanya dapat muncul dari kehidupan sebelumnya""Kepercayaan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan sebenarnya sudah ada dalam bentuk kepercayaan takhayul sejak abad pertengahan. Menurut teori ini, yang disebut "spontaneous generation", tikus diyakini dapat muncul secara alami dari gandum, atau larva lalat muncul "tiba-tiba dengan sendirinya secara kebetulan" dari daging. Saat Darwin mengemukakan teorinya, keyakinan bahwa mikroba dengan kemauan sendiri membentuk dirinya sendiri dari benda mati juga sangatlah umum. LUMPUR YANG BERUBAH MENJADI MAKHLUK HIDUP"Nama ilmiah dari gambar di samping ini adalah "Bathybius Haeckelii", yang berarti "Lumpur Haeckel". Ernst Haeckel, seorang pendukung gigih teori evolusi, mencoba mengamati lumpur yang berhasil dikeruk dengan cawan dan menganggapnya sangat menyerupai sejumlah sel yang dilihatnya di bawah mikroskop. Berdasarkan pengamatan ini, ia menyatakan bahwa lumpur ini adalah materi tak hidup yang berubah menjadi organisme hidup. Haeckel dan rekannya, Darwin, meyakini kehidupan memiliki struktur sederhana sehingga dapat terbentuk dari benda mati. Akan tetapi, ilmu pengetahuan abad ke-20 menunjukkan bahwa kehidupan tidak pernah dapat muncul dari sesuatu yang tak biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri kepercayaan ini. Sebagaimana perkataannya "Pernyataan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya". Setelah Pasteur, para evolusionis masih berkeyakinan bahwa sel hidup pertama terbentuk secara kebetulan. Namun, semua percobaan dan penelitian yang dilakukan sepanjang abad ke-20 telah berakhir dengan kegagalan. Pembentukan "secara kebetulan" sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan untuk membuatnya melalui proses yang disengaja di laboratorium tercanggih di dunia pun ternyata tidak GENERATION TAKHAYUL ABAD PERTENGAHANDi antara kepercayaan takhayul yang diyakini masyarakat abad pertengahan adalah benda mati dapat memunculkan kehidupan dengan sendirinya secara tiba-tiba. Saat itu diyakini, misalnya, katak dan ikan terbentuk dengan sendirinya dari lumpur di dasar sungai. Di kemudian hari terungkap, hipotesis yang dikenal sebagai "spontaneous generation kemunculan tiba-tiba" ini adalah kebohongan belaka. Akan tetapi, di kemudian hari dengan skenario yang sedikit berbeda, kepercayaan ini dihidupkan kembali dengan nama "teori evolusi".Oleh karenanya, pertanyaan tentang bagaimana makhluk hidup pertama muncul telah menempatkan teori evolusi dalam kesulitan sejak awal. Salah satu tokoh utama pendukung teori evolusi tingkat molekuler, Prof. Jeffrey Bada, membuat pengakuan berikut ini Saat ini, ketika kita meninggalkan abad keduapuluh, kita masih dihadapkan pada masalah terbesar yang belum terpecahkan pada saat kita memasuki abad keduapuluh Bagaimana kehidupan muncul pertama kali di bumi?MITOS "EVOLUSI KIMIAWI" Evolusionis terkenal, Alexander Oparin, muncul dengan gagasan "evolusi kimiawi" di awal abad ke-20. Gagasan ini menyatakan bahwa sel hidup pertama muncul secara kebetulan melalui sejumlah reaksi kimia yang terjadi pada kondisi bumi purba. Akan tetapi, tak satu evolusionis pun, termasuk Oparin sendiri, yang mampu memberikan satu pun bukti yang mendukung gagasan "evolusi kimia". Sebaliknya, setiap penemuan baru di abad ke-20 menunjukkan kehidup-an terlalu kompleks untuk dapat terbentuk secara kebetulan. Evolusionis terkenal Leslie Orgel membuat pengakuan berikut ini "Dengan mempelajaristruktur DNA, RNA, dan protein seseorang mestinya berkesimpulan ternyata kehidupan tidak akan pernah dapat terbentuk melalui reaksi-reaksi kimiawi." Selain menggugurkan teori evolusi, hukum "kehidupan muncul dari kehidupan sebelumnya" juga menunjukkan bahwa makhluk hidup pertama muncul di bumi dari kehidupan yang ada sebelumnya, dan ini berarti ia diciptakan oleh Allah. Allah, Dia-lah satu-satunya Pencipta yang dapat menghidupkan benda mati. Dalam Alquran disebutkan, "Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup." QS. Ar-Ruum, 3019Daftara Pabelan Surakarta
TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN DAN POHON FILOGENI MAKHLUK HIDUP Teori Asal Usul Kehidupan Kehidupan didefinisikan sebagai "kemampuan suatu organisme untuk bereproduksi, tumbuh, menghasilkan energi melalui reaksi kimia dengan memanfaatkan energi dan materi dari luar. Para ilmuwan dan filsuf telah mencoba memahami pertanyaan bagaimana berbagai jenis organisme terbentuk di dunia? Ada enam teori utama yang diusulkan untuk menjelaskan asal usul kehidupan di bumi. Teori-teori ini adalah sebagai berikut a. Teori Penciptaan Khusus Special Creations Bumi diciptakan oleh kekuatan gaib, yaitu Tuhan dengan ketentuanketentuan sebagai berikut 1 Semua organisme hidup diciptakan pada hari yang sama tidak ada perbedaan waktu kemunculan pertama didunia pada setiap spesies 2 Mereka diciptakan dalam bentuk saat ini tanpa evolusi 3 Tubuh dan organ tubuh mereka sepenuhnya dikembangkan untuk memenuhi persyaratan untuk menjalankan kehidupan tanpa adaptasi. Bantahan terhadap teori penciptaan khusus 1 Teori ini murni berdasarkan kepercayaan agama. 2 Tidak ada bukti eksperimental untuk mendukung asumsi. 3 Perbedaab umur fosil membuktikan bahwa organisme hidup muncul di bumi dalam jangka waktu yang berbeda-beda. b. Teori Abiogenesis Generatio Spontanea Teori ini tergolong paling awal berkembang dan berpendapat bahwa makhluk hidup timbul begitu saja dari benda tak hidup. Teori ini dipelopori oleh seorang filsuf Yunani yang bernama Aristoteles 384— 322 SM. Hal ini sesuai dengan pemikiran saat itu yang belum ditunjang dengan teknologi modern dan cenderung melihat fakta tanpa melalui pembuktian secara ilmiah. Sama seperti Aristoteles, nenek moyang kita pun sering berpendapat tentang asal usul hewan/tumbuhan yang timbul begitu saja dari benda tak hidup. Teori ini memang kurang memiliki dasar yang kuat secara ilmiah, tetapi dapat bertahan sangat lama. Bahkan, Anthonie Van leeuwenhoek abad ke17, penemu mikroskop pun mendukung teori abiogenesis. Leuwenhoek mengamati air rendaman jerami dengan mikroskop buatannya, ternyata ditemukan protozoa. Ia berpendapat bahwa hewan tersebut timbul begitu saja dari air rendaman jerami. c. Teori Biogenesis Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi, teori Abiogenesis telah disangkal oleh tiga orang ilmuwan yaitu Francisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Francisco redi melakukan eksperimen dengan menempatkan daging dan ikan di 3 stoples terpisah. Stoples pertama dibiarkan terbuka, nomor 2 ditutup dengan kain kasa dan yang ketiga tertutup dengan kertas. Daging / ikan membusuk di ketiga stoples dan menarik lalat. Di stoples nomor 1, lalat masuk dan bertelur yang akhirnya melahirkan larva baru. Sedangkan dalam stoples nomor 2 dan 3 lalat tidak dapat masuk dan tidak ada larva yang ditemukan di dalam toples. Tapi pada stoples nomor 2 lalat bertelur pada kain kasa yang menghasilkan larva. Ini secara meyakinkan membuktikan bahwa organisme muncul dari organisme yang sudah ada sebelumnya dan bukan dari benda yang tidak hidup. Percobaan Spallanzani dengan cara menyiapkan kaldu hewan yang direbus beberapa jam, selanjutnya kaldu tersebut disimpan pada botol ada yang dibiarkan tetap terbuka dan ada yang ditutup rapat. Kedua kaldu ini tetap bebas dari pertumbuhan mikroorganisme. Dia menyimpulkan bahwa pendidihan suhu tinggi telah membunuh semua mikroorganisme dan tanpa mikroorganisme, kehidupan tidak dapat muncul. Louis Pasteur mencoba menyempurnakan percobaan Spallanzani dengan mempertahankan adanya gaya hidup udara, yaitu menggunakan kaldu yang dipanaskan dalam labu dan ditutup tabung berbentuk leher angsa. Setelah beberapa hari air kaldu pada percobaan tersebut dibiarkan, ternyata kaldu tersebut tetap bening dan tidak timbul mikroorganisme. Akan tetapi, apabila tabung leher angsa dipatahkan, kaldu tersebut ditumbuhi banyak mikroorganisme. Mengapa demikian? Karena, mikroorganisme di udara tidak sampai dalam kaldu akibat tertahan oleh penutup yang berbentuk leher angsa. Dengan demikian Louis Pasteur berkesimpulan bahwa semua kehidupan yang ada berasal dari kehidupan sebelumnya yang kemudian terkenal dengan slogan omne vivum ex vivo. d. Teori Evolusi Kimia Neoabiogenesis Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa bumi kita telah berumur lebih kurang 4,5 miliar tahun. Selama 500 tahun pertama, lingkungan bumi terlalu labil untuk berkembangnya kehidupan di bumi. Hal ini karena masih banyaknya asteroid yang berjatuhan ke permukaan bumi, gempa bumi, dan badai yang disertai kilat yang ekstrem yang terus membombardir bumi. Setelah periode itu, yaitu sekitar 4 miliar tahun yang lampau, kondisi bumi mulai stabil dan lautan sudah mulai terbentuk. Pada tahun 1920, dua orang ilmuwan Oparin dan Haldane yang bekerja secara terpisah berhipotesis bahwa laut yang baru terbentuk mengandung molekul sederhana yang berlimpah. Molekul-molekul sederhana tersebut selanjutnya membentuk molekul yang lebih kompleks. Mereka pun berpendapat bahwa atmosfer bumi primitif terbentuk dari gas gas nitrogen N2, uap air H20, metan CH4, gas hidrogen H2, karbon monoksida CO, dan amonia NH3. Molekulmolekul yang ada di atmosfer tersebut selanjutnya akan bereaksi satu sama lain dengan bantuan sinar matahari dan kilatan petir membentuk molekul-molekul organik sederhana. Halold Urey dan muridnya Stanley Miller 1953 membuktikan hipotesis Oparin and Haldane dengan membuat percobaan yang meniru atmosfer bumi primitif dengan mencampurkan gas-gas, seperti metan, amonia, uap air, dan hidrogen ke dalam alat yang mereka rancang kemudian menggunakan aliran listrik untuk menyimulasikan kilat dan cahaya matahari pada bumi primitif, dan hasilnya sangat menakjubkan. Dalam beberapa hari, percobaan tersebut menghasilkan senyawa organik yang terdiri atas urea, asam asetat, asam laktat, dan beberapa asam amino. Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa senyawa organik sangat mungkin terjadi secara spontan pada atmosfer bumi primitif. Miller percaya bahwa pembentukan senyawa kompleks penyusun makhluk hidup tidaklah mudah dan memerlukan jutaan tahun untuk terjadinya evolusi kimia hingga terbentuk makhluk hidup sederhana. Jadi, terbentuknya makhluk hidup tidak semudah yang dianut abiogenesis generatio spontanea, melainkan melalui evolusi kimia yang memakan waktu jutaan tahun. Teori ini pun disebut teori evolusi kimia atau neoabiogenesis yang merupakan reinkarnasi dari teori biogenesis karena mempercayai makhluk hidup berasal dari benda tak hidup melalui evolusi kimia. e. Panspermia Mungkin kehidupan tidak dimulai dari Bumi, tetapi dibawa ke Bumi dari tempat lain di luar angkasa, sebuah gagasan yang dikenal sebagai panspermia. Pada abad ke-19, para ilmuwan antariksa menciptakan teori panspermia yang sering disebut teori eksogenesis atau teori kosmologi. Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis dan mengemukakan bahwa benih kehidupan sudah ada dan tersebar di seluruh jagat raya. Benih kehidupan tersebut berkembang di mana saja yang lingkungannya memungkinkan. Teori ini berhipotesis bahwa organisme mikroskopis datang dari luar angkasa, kemudian berkembang dan berevolusi di bumi. Seperti kita ketahui, bumi kita ini sering dihujani meteorit dari luar angkasa yang memungkinkan membawa benih makhluk hidup mikroskopis yang kemudian dapat berkembang dan berevolusi di bumi. f. Teori Kekuatan Hidup Eternity of Life Teori ini mengasumsikan bahwa hidup tidak memiliki awal atau akhir. Teori ini percaya bahwa kehidupan pernah ada dan akan terus seperti itu selamanya. Lebih lanjut teori ini percaya bahwa tidak ada pertanyaan tentang asal usul kehidupan karena tidak memiliki awal atau akhir. Teori ini juga dikenal sebagai teori steady state. Keberatan utama terhadap teori ini, yaitu tidak dapat dijelaskannya bukti pendukung tentang awal pembentukan bumi dan kemudian muncul kehidupan di atasnya. Di mana kehidupan berada sebelum pembentukan bumi? POHON FILOGENI MAKHLUK HIDUP Darwin dengan jelas menganggap bahwa Pohon Kehidupan sebagai prinsip pengorganisasian penting dalam memahami konsep "keturunan dengan modifikasi" sekarang kita sebut evolusi, yang digambarkan sebagai diagram percabangan seperti pohon sebagai satu-satunya ilustrasi di bukunya “On the Origin of Spesies” Darwin 1859. Saat ini, pohon evolusi adalah subjek analisis terperinci dan teliti yang berupaya merekonstruksi pola percabangan yang telah mengarah pada keragaman kehidupan seperti yang kita kenal Cracraft dan Donoghue 2004; Hodkinson dan Parnell 2007; Lecointre dan Le Guyader 2007; Maddison dan Schultz 2007 dalam Gregory, 2008. Pohon filogenetika atau pohon evolusi adalah diagram percabangan atau "pohon" yang menunjukkan hubungan evolusi antara berbagai spesies makhluk hidup berdasarkan kemiripan dan perbedaan karakteristik fisik dan/atau genetik mereka. Takson yang terhubung pada pohon tersebut berarti diturunkan dari satu nenek moyang bersama. Yan Li 2013 menyebutkan bahwa pohon filogeni adalah sebuah susunan yang mana spesies-spesies disusun dalam bentuk cabangcabang yang menghubungkan mereka berdasarkan hubungan kekerabatan secara pertama pohon ini antara lain ditemukan pada buku Elementary Geology dari Edward Hitchcock 1840 dan The Origin of Species dari Charles Darwin 1859. Metode sederhana untuk membuat pohon filogeni dilakukan dengan cara membandingkan karakteristik tertentu dari beberapa makhluk hidup misalnya urutan DNA. Menurut Campbell et all 2003 langkah-langkah pembuatan pohon filogeni berdasarkan urutan DNA adalah sebagai berikut a. Misalkan ada empat taksa, yaitu taksa A, B, C, dan D yang mempunyai urutan DNA sebagai berikut A – GCTTGTCCGTTACGAT B – ACTTGTCTGTTACGAT C – ACTTGTCCGAAACGAT D – ACTTGACCGTTTCCTT b. Dari empat taksa di atas carilah perbedaan urutan DNA nya. Perbedaan urutan DNA ini dinamakan jarak genetik. Berdasarkan urutan DNA di atas maka jarak genetik di antara taksa adalah sebagai berikut c. Kemudian carilah kedua taksa yang paling dekat hubungannya atau yang paling pendek jarak genetiknya. Dari tabel di atas jarak taksa A dan B adalah taksa yang paling dekat karena hanya ada dua urutan DNA yang berbeda. d. Mulailah buat cabang pohon filogeni ini dengan cabang yang menghubungkan A dan B. Masing-masing cabang harus memiliki panjang yang sama sehingga jaraknya dibagi dua. Jadi 2 ÷ 2 = 1. e. Selanjutnya taksirlah jarak antara unit AB dengan taksa yang lain. Hitung jarak rata-rata AB ke C. Jarak dari A ke C adalah 3. Jarak B ke C adalah 3. Maka rata-rata dari AB ke C adalah 3. Hitung jarak rata-rata dari AB ke D. Jarak A ke D adalah 5 dan jarak B ke D adalah 5. Maka rata-ratanya adalah 5. f. Oleh karena jarak AB ke C lebih kecil dari jarak AB ke D, maka C ditempatkan setelah A dan B pada pohon tersebut. Carilah panjang cabang C dengan cara menghitung rata-rata jarak A ke C dan jarak B ke C dibagi 2. 3 + 3 2 2 = 1,5. Jadi masing-masing cabang yaitu cabang AB dan cabang C mempunyai panjang 1,5. g. Terakhir taksirlah jarak ABC ke D. Jarak A ke D adalah 5, jarak B ke D = 5, dan jarak C ke D = 6. Jadi jarak rata-rata jarak ABC ke D = 5 + 5 + 6 3 = 5,3. Sehingga panjang cabang D adalah 5,3 ÷ 2 = 2,7. PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI PRA DARWINISME, DARWINISME, POST DARWINISME Evolusi merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang artinya ”membuka gulungan” atau ”membuka lapisan”. Kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa inggris evolution yang berarti perkembangan secara bertahap. Di dalam biologi, pengertian evolusi telah mengalami perkembangan, Darwinisme Evolusi adalah perubahan bertahap pada rentang waktu yang sangat panjang makro evolusi. Dengan berkembangnya genetika molekuler, para ilmuwan mengembangkan teori evolusi komprehensif yang menggabungkan Darwinisme dengan Mendelisme yang selanjutnya dikenal sebagai sintesis modern modern synthesis. Menurut sintesis modern evolusi adalah perubahan frekuensi alel dari suatu populasi persatuan waktu mikro evolusi Iskandar, 2008. Disebut sebagai sintesis, karena teori ini memadukan penemuan-penemuan dan ide dari berbagai bidang yang berbeda, yang meliputi paleontologi, taksonomi, biogeografi, dan genetika populasi. Di antara arsitek sintesis modern terdapat ahli genetika Theodosius Dobzhansky, ahli biogeografi, dan ahli taksonomi Ernst Mayr, ahli paleontologi George Gaylord Simpson, dan ahli Botani G. Ledyard Stebbins. Sintesis modern menekankan arti penting populasi sebagai unit evolusi, peran sentral seleksi alam sebagai mekanisme terpenting dalam evolusi, dan ide tentang gradualisme untuk menjelaskan bagaimana perubahan besar spesiasi dapat berkembang sebagai suatu akumulasi perubahan kecil perubahan frekuensi alel yang terjadi selama periode waktu yang panjang Campbell, 2003. Biologi abad ke-20 telah dipengaruhi begitu dalam oleh sintesis modern, yang telah membentuk sebagian besar ide tentang bagaimana populasi berkembang dan berevolusi. Evolusi pada akhirnya adalah suatu proses penciptaan keanekaragaman makhluk hidup. Seperti halnya dikemukakan Vyrba guru besar Paleontologi dan Biologi Yale University, bahwa bukti terbaik untuk evolusi adalah adanya keanekaragaman organisme hidup, penyebaran karakteristik di antara spesies, dan pola hirarki keanekaragaman. Dari waktu ke waktu, spesies baru berkembang dari spesies yang ada melalui spesiasi, dan spesies lain punah, menghasilkan perubahan yang terus menerus dalam dunia biologi yang dicerminkan dalam rekaman fosil. Sekitar 99% dari semua spesies yang pernah hidup di Bumi ini sudah punah Campbell, 2003. Gagasan tentang evolusi biologi sudah ada sejak zaman dahulu, khususnya di antara ahli filsafat Yunani seperti Anaximander dan Epicurus serta ahli filsafat India seperti Patanjali. Namun, teori ilmiah evolusi belum mapan sampai abad ke 18 dan 19. Pemahaman modern tentang evolusi didasarkan pada teori seleksi alam, yang pertama kali diperkenalkan dalam karya ilmiah bersama antara Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace pada tahun 1858, dan dipopulerkan di dalam buku Darwin “The Origin of Species” pada tahun 1859. Pada tahun 1930 an, para ilmuwan mengkombinasikan seleksi alam Darwinian dengan teori dari hereditas Mendelian untuk membentuk sintesis evolusi modern, yang juga dikenal sebagai "Neo-Darwinism". Berikut ini dikemukakan beberapa tokoh yang berperan dalam pengembangan teori evolusi. A. Pra Darwinisme 1. Aristoteles Teori Statis Menurut Aristoteles, semua bentuk kehidupan dapat disusun dalam suatu skala atau tangga dengan tingkat kerumitan yang semakin tinggi, idenya ini dikenal sebagai skala alam’ atau scale of nature. Aristoteles berargumentasi bahwa setiap spesies mempunyai wujud yang unik dan bisa digolongkan berdasarkan karakteristik-karakteristik kuncinya. Di dalam prosesnya, Aristoteles mengorganisasikan makhluk hidup dalam suatu hirarki seperti tangga, dengan tumbuhan ditempatkan di bagian bawah, hewan ditempatkan di pertengahan, dan manusia ditempatkan paling atas. Pada masa itu diyakini bahwa spesies itu bersifat permanen Fixisme di mana organisme-organisme satu spesies adalah identik, sempurna dan tidak berkembang. Ilmu pengetahuan belum berkembang, sehingga kreasionisme penciptaan merupakan satu-satunya jawaban. 2. Carolus Linnaeus Penggagas Taksonomi Carolus Linnaeus 1707-1798 adalah pemikir pertama yang lebih jauh lagi mencoba untuk menggolongkan makhluk hidup. Beliau mengembangkan sistem dua bagian atau Binomial untuk menamai organisme menurut genus dan spesies. Linnaeus mengelompokan spesies berdasarkan tingkat kemiripan. Spesies yang mirip satu sama lain dikelompokkan ke dalam genus yang sama, genus yang mirip dikelompokkan pada famili yang sama dan seterusnya. Bagi Linnaeus, pengelompokkan spesies yang mirip dalam satu kelompok tidak mengimplikasikan adanya pertalian keluarga menurut garis evolusi, tetapi seabad kemudian sistem taksonominya ternyata menjadi titik fokus pendapat Darwin tentang evolusi. Sistem klasifikasi biologi modern, menunjukkan bahwa seluruh dunia kehidupan dapat diatur dalam hierarki yang apabila digambarkan dalam bentuk diagram, menyerupai silsilah. Setelah Linnaeus, para naturalis sering menanggap bahwa makhluk hidup saling 'berkerabat' namun mereka belum tahu apa penyebabnya. B. Darwinisme 1. Jean Baptiste de Lamarck Teori Dinamis Ilmuwan pertama yang mengajukan suatu model komprehensif tentang terjadinya perubahan terhadap makhluk hidup seiring dengan waktu sebagai akibat dari pengaruh lingkungan adalah seorang naturalis dari Perancis yang bernama Jean B. Lamarck. Dia mengamati bahwa kehidupan itu tidak tetap. Ketika lingkungan berubah, organisme harus mengubah perilaku mereka adaptasi untuk bertahan hidup. Ide pokok Lamarck adalah bahwa bagianbagian tubuh yang lebih banyak digunakan use untuk menghadapi lingkungan akan menjadi lebih besar dan kuat, sedangkan bagian-bagian tubuh yang tidak digunakan disuse akan mengalami penurunan. Modifikasi yang didapatkan oleh suatu organisme selama masa hidupnya dapat diturunkan kepada keturunannya. Jadi, penekanan teori Lamarck adalah bahwa adaptasi terhadap lingkungan merupakan produk utama evolusi. Lamarck berpendapat bahwa jerapah dengan leher pendek akan menjadi panjang jika terus mencoba untuk mendapatkan makanan daun dari pohon yang tinggi 2. Charles Darwin Teori Evolusi, Seleksi Alam Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang mengikuti eksplorasi kapal HMS Beagle untuk membuat peta pelabuhan dunia pada tahun 1831. Di sepanjang perjalanan inilah selama lima tahun, yaitu dari 27 Desember 1831 hingga 2 Oktober 1836 dia meneliti berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang dijumpainya. Darwin menggambar dan menulis tentang apa yang dia lihat, mengirim banyak spesimen ke Inggris, dan mengembangkan gagasan tentang hidup, kehidupan di masa lampau dan bagaimana caranya berubah menjadi seperti sekarang. Darwin berada di Kepulauan Galapagos selama kurang lebih 2 bulan dan melakukan berbagai pengamatan terhadap berbagai jenis hewan yang ada di kepulauan terpencil itu. Melalui pengamatan ini, dan juga berbagai pengamatan lanjutan yang dilakukannya selama puluhan tahun atas koleksi hewan dan tumbuhan yang diperolehnya, Darwin membentuk embrio teori evolusi. Pada tahun 1859, Darwin menerbitkan buku "On the Origin of Species by means of Natural Selection", yang menyajikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kehidupan telah berevolusi sepanjang sejarahnya dan bahwa mekanisme yang menyebabkan terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Jenis-jenis Burung Finch Geospiza sp yang beradaptasi dengan relung lingkungan yang berbeda Ahli Biologi evolusi Ernst Mayr menguraikan logika teori seleksi alam Darwin menjadi tiga inferensi kesimpulan berdasarkan lima pengamatan Campbell, 2003, yaitu sebagai berikut Observasi 1 Semua spesies memiliki potensi fertilitas yang sedemikian besar sehingga jumlah populasinya akan meningkat secara eksponensial jika semua individu yang dilahirkan berhasil bereproduksi dengan baik. Observasi 2 Populasi cenderung menjadi stabil dalam jumlah, kecuali ada fluktuasi musiman. Observasi 3 Sumber daya lingkungan adalah terbatas. Kesimpulan 1 Pertambahan individu yang lebih banyak dibandingkan dengan yang dapat didukung oleh lingkungan akan mengakibatkan adanya persaingan untuk mempertahankan keberadaan individu di dalam populasi itu, sehingga hanya sebagian keturunan yang dapat hidup pada setiap generasi. Observasi 4 Individu-individu dalam suatu populasi sangat jauh berbeda dalam hal ciri-ciri khasnya; tidak akan ada dua individu yang persis sama. Observasi 5 Banyak di antara variasi tersebut dapat diturunkan. Kesimpulan 2 Kelangsungan hidup dalam perjuangan untuk mempertahankan hidup tidak terjadi secara acak, tetapi bergantung sebagian pada susunan sifat yang diwarisi dari indvidu-individu yang bertahan hidup. Individu yang mewarisi sifat baik yang membuat individu tersebut cocok dengan lingkungannya besar kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak keturunan dibandingkan dengan individu yang kurang cocok sifatnya terhadap lingkungan. Kesimpulan 3 Kemampuan individu yang tidak sama untuk bertahan hidup dan bereproduksi ini akan mengakibatkan suatu perubahan secara bertahap dalam suatu populasi dan sifat-sifat menguntungkan akan berakumulasi sepanjang generasi. 3. Alfred Russel Wallace Teori Evolusi Seleksi Alam Wallace adalah seoring naturalis Ingris yang hidup semasa dengan Darwin. Wallace secara terpisah juga mengembangkan teori seleksi alam yang pada dasarnya sama dengan yang dikemukakan oleh Darwin. Darwin dan Wallace cukup lama berkorespondensi secara ilmiah. Wallace malah banyak mengirim spesies-spesies penemuan barunya dari Asia ke Darwin untuk diteliti. Menurut Wallace, teorinya tentang evolusi hasil pemikiran yang datang secara spontan. Di lain pihak, teori evolusi Darwin adalah hasil pemikiran secara metodis selama bertahun-tahun. Ironisnya, Darwin menjadi jauh lebih terkenal daripada Wallace sendiri. Namun demikian, Wallace adalah salah satu pembela Darwin dan teorinya dimasa kontroversial setelah buku "The Origin of Species" diterbitkan. Ide evolusi bahwa makhlup hidup secara berangsur-angsur berubah telah didiskusikan jauh sebelum abad ke-19, namun Darwin dan Wallace adalah orang pertama yang mencetuskan bagaimana proses evolusi itu berlangsung. 4. Gregor Johann Mendel Teori Genetika Mendel adalah seorang pendeta dan ilmuwan dari Austria yang mempelajari ilmu genetika. Dengan mengobservasi kacang polong Pisum sativum selama bertahun-tahun, Mendel mengambil kesimpulan bahwa ada suatu pola dalam pewarisan sifat keturunan. Hasil penyelidikan Mendel menjadi dasar ilmu genetika. Walaupun sebagian besar ilmuwan Biologi dapat diyakinkan Darwin bahwa spesies merupakan hasil evolusi, namun ada permasalahan mengenai ide seleksi alam sebagai mekanisme evolusi. Ada kekurangan dalam penjelasan Darwin, yaitu pemahaman pewarisan yang dapat menjelaskan bagaimana variasi acak muncul dalam suatu populasi. Padahal Gregor Mendel dan Charles Darwin hidup pada masa yang sama, namun tidak ada yang dapat melihat dan menyadari bahwa Mendel telah menemukan prinsip dasar pewarisan yang sudah pasti dapat menyelesaikan permasalahan Darwin dan memberikan kredibilitas terhadap seleksi alam. C. Post Darwinisme Evolusi Modern Neo-Darwinisme Sintesis evolusi modern mengacu pada satu set gagasan dari beberapa spesialis biologi yang bersama-sama membentuk suatu teori evolus komprehensif yang diterima oleh mayoritas ahli biologi. Sintesis ini dibentuk sekitar tahun 1936-1947 dengan mengembangkan genetika populasi yang merupakan integrasi antara seleksi alam Darwin dengan genetika Mendel. Huxley Julian menemukan istilah ini pada tahun 1942, ketika ia meringkas gagasan-gagasan di dalam bukunya, Evolution Modern Synthesis. Sintesis Modern merupakan dasar pemikiran evolusi, teori ini mengacu kepada suatu peristiwa historis yang terjadi sekitar tahun 1930 dan 1940. Tokoh utama yang mengembangkan sintesis modern di antaranya Fisher, Theodosius Dobzhansky, Haldane, Sewall Wright, Julian Huxley, Ernst Mayr, Bernhard Rensch, Sergei Chetverikov, George Gaylord Simpson, dan G. Ledyard Stebbins. Sintesis evolusi modern dikenal juga sebagai sintesis baru, sintesis modern, sintesis evolusi, atau neo-Darwinisme. Pada tahun 1940, berdasarkan eksperimen Griffith Avery, McCleod dan McCarty secara pasti mengenali DNA deoxyribonucleic acid sebagai agen yang bertanggung jawab untuk meneruskan informasi genetika. Sejak tahun 1940, suatu teori evolusi baru muncul yang menyebutkan bahwa perubahan evolusioner terjadi secara cepat antara periode panjang dari stabilitas spesies. Teori ini dikenal sebagai "punctuated evolution" menklarifikasi evolusi yang merupakan teori evolusi yang paling akhir dan dikemukakan oleh Stephen Jay Gould dan Niles Eldredge. Penemuan mereka tentang bagaimana hereditas bekerja via DNA merupakan penjelasan yang lebih tepat tentang mekanisme evolusi. Walter S. Sutton, Theodor Boveri, Wilhelm Johannsen, Thomas Hunt Morgan, and Hermann Muller telah menyelidiki hubungan yang kompleks antara kromosom, gen, dan hukum-hukum hereditas. Ahli Biometrik seperti Ronald Fisher, John Haldane, dan Reginald Crundall Punnett telah menggunakan matematika dan teknik statistika untuk menganalisis perubahan genetik dengan demikian menetapkan bidang genetika populasi. Julian Huxley, cucu dari T. H. Huxley, memberikan kontribusi penting untuk bidang embriologi, antar bidang-bidang yang lain. Paleontologis George Simpson memfokuskan penelitiannya pada pola migrasi antar benua dari spesies masa lampau. James Watson dan Francis Crick memperkenalkan model DNA untuk menjelaskan dasar kimia dari gen, hereditas, dan evolusi. Sintesis modern menguraikan evolusi sebagai suatu perubahan di dalam frekuensi alel dalam suatu populasi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Teori ini sekarang menjadi pusat prinsip pengaturan dari biologi modern, yang berhubungan secara langsung dengan topik-topik seperti asal-usul resistensi antibiotika pada bakteri, sosialitas pada serangga, dan keanekaragaman hayati dari kehidupan di Bumi. Pengembangan terbaru yang paling penting dalam biologi evolusi adalah meningkatnya pemahaman dan kemajuan genetika. Jika menurut Darwin mekanisme evolusi itu terjadi karena seleksi alam, maka menurut Sintesis Modern, evolusi terjadi tidak hanya karena seleksi alam tetapi juga disebabkan oleh hanjutan/pergeseran genetik genetic drift, aliran gen gene flow, mutasi, dan perkawinan tidak acak. Prinsip dan Mekanisme Evolusi A. Prinsip-Prinsip Evolusi Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang bekerja ketika proses evolusi terjadi. a. Pada satu waktu evolusi terjadi lebih cepat dari yang lainnya. Bentuk baru muncul dan bentuk lama punah. b. Laju kecepatan evolusi tidak sama pada organisme yang berbeda. c. Spesies baru bukan merupakan bentuk yang paling sempurna tapi bentuk yang sudah terspesialisasi. d. Evolusi tidak selalu dari yang sederhana ke kompleks. e. Evolusi terjadi dalam populasi bukan dalam individu. B. Mekanisme Evolusi Titik balik yang menentukan perkembangan dalam teori evolusi adalah kelahiran cabang ilmu biologi baru, yaitu Genetika Populasi. Ilmu ini menunjukkan tentang luasnya variasi genetik di dalam populasi dan mengenali arti penting dari perubahan sifat-sifat yang terakumulasi dari generasi ke generasi. Untuk memahami hubungan genetika populasi dengan evolusi, mari kita mulai dengan konsep spesies. Spesies adalah sekelompok individu sejenis yang mempunyai potensi untuk saling mengawini dan menghasilkan keturunan yang fertil di alam bebas. Sekelompok spesies yang hidup pada tempat dan waktu yang sama disebut populasi. Evolusi terjadi ketika ada perubahan di dalam struktur genetika dari suatu populasi. Untuk memahami bagaimana suatu populasi berubah, para ahli biologi mempelajari jenis dan jumlah gen dari suatu populasi. Kumpulan gen gene pool adalah seluruh alela dari seluruh gen yang terdapat dalam seluruh individu dari suatu populasi pada suatu periode tertentu. Proporsi relatif alela dalam suatu populasi dinyatakan dengan frekwensi alela. Struktur genetik suatu populasi ditentukan oleh frekuensi alel dan genotipnya. Menurut teorema Hardy-Weinberg ”frekuensi alel dan genotip dalam kumpulan gen suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi kecuali kalau ada yang bertindak sebagai agen lain selain rekombinasi seksual”. Teorema Hardy-Weinberg menjelaskan suatu kumpulan gen yang berada dalam suatu kesetimbangan, yaitu suatu populasi yang tidak berevolusi. Nilai kesetimbangan dari frekuensi alel dan genotip yang dihitung berdasarkan persamaan Hardy-Weinberg memberikan dasar untuk melacak struktur genetik suatu populasi selama beberapa generasi. Jika frekuensi alel atau genotipnya menyimpang dari nilai yang diharapkan dari kesetimbangan Hardy-Weinberg, maka populasi tersebut dinyatakan sedang berevolusi. Dengan demikian, definisi evolusi pada tingkat populasi dapat dinyatakan sebagai ”perubahan frekuensi alel atau genotip populasi dari generasi ke generasi” atau ”perubahan dalam struktur genetik populasi”. Karena perubahan dalam suatu kumpulan gen itu adalah evolusi dalam skala terkecil, maka keadaan ini secara khusus disebut sebagai mikroevolusi. Kesetimbangan Hardy-Weinberg hanya dapat dipertahankan jika a. Ukuran populasi sangat besar. Dalam populasi yang besar, hanjutan/pergeseran genetik genetic drift yang merupakan fluktuasi acak dalam kumpulan gen tidak akan mengubah frekuensi alel. b. Terisolasi dari populasi lain. Pada populasi yang terisolasi tidak akan ada aliran gen perpindahan alel antar populasi akibat perpindahan individu atau gamet yang dapat mengubah kumpulan gen. c. Tidak ada mutasi. Pengubahan satu alel menjadi alel lain akibat mutasi akan mengubah frekuensi alel dan genotip suatu populasi. d. Perkawinan acak. Dengan perkawinan acak frekwensi alel dan genotip akan mengikuti hukum pewarisan sifat Mendel, sehingga frekwensi alel dan genotip dapat dipertahankan tetap. e. Tidak ada seleksi alam. Jika potensi kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi pada semua individu sama, maka frekwensi alel dan genotip akan tetap dari generasi ke generasi. Kelima syarat yang diperlukan untuk mempertahankan kesetimbangan Hardy-Weinberg memberikan suatu framework untuk memahami mekanisme evolusi. Seperti telah dikemukakan di atas evolusi akan terjadi jika salah satu syarat tidak terpenuhi. Dengan demikian mekanisme dasar yang menyebabkan proses evolusi adalah seleksi alam, hanjutan/pergeseran genetik genetic drift, aliran gen gene flow, mutasi, dan perkawinan tidak acak. Berikut ini akan dkemukakan penjelasan mekanisme evolusi oleh masing-masing agen penyebab evolusi 1. Seleksi Alam Jika kita lihat populasi-populasi makhluk hidup di alam, maka kita akan menemukan bahwa setiap populasi terdiri atas individu-individu yang bervariasi. Beberapa varian mungkin menghasilkan lebih banyak keturunan dibanding yang lain. Keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi ini adalah seleksi alam. Tentunya hal ini dipengaruhi oleh kemampuan individu yang tidak sama untuk bertahan hidup dan berproduksi. Menurut The American Heritage Science Dictionary, seleksi alam adalah suatu proses di mana organisme-organisme yang lebih baik penyesuaiannya terhadap lingkungan akan menghasilkan keturunan yang lebih banyak dibanding yang lain. Sebagai hasil dari seleksi alam, proporsi organisme suatu spesies dengan karakteristik yang bersifat adaptif terhadap lingkungan akan meningkat pada masing-masing generasi. Oleh karena itu, seleksi alam secara acak memodifikasi variasi asal dari ciri-ciri genetik suatu spesies sehingga alelalel yang bersifat menguntungkan karena survive akan mendominasi, sedangkan alel-alel yang tidak menguntungkan akan berkurang. Seleksi alam mengakibatkan alel diturunkan ke generasi berikutnya dalam jumlah yang tidak proporsional dengan frekuensi relatif generasi saat itu, sehingga mengubah kumpulan gen. Seleksi alam mengakumulasi dan mempertahankan genotip yang menguntungkan dalam suatu populasi. Pengaruh seleksi alam dalam penurunan frekuensi suatu sifat dalam suatu populasi berlangsung dengan tiga cara sebagai berikut a. Seleksi penstabilan stabilizing selection, bekerja terhadap fenotip ekstrim dan menyukai varian antara yang lebih umum. Seleksi ini mengurangi variasi dan mempertahankan keadaan yang tetap pada suatu waktu tertentu untuk suatu fenotip khusus. Sebagai contoh bayangkan populasi kelinci yang panjang kakinya bervariasi. Pada lingkungan yang di dalamnya terdapat anjing hutan, kelinci yang kakinya panjang akan tereliminasi karena mereka tidak dapat melintasi lubanglubang kecil untuk melarikan diri dari anjing hutan. Kelinci yang kakinya pendek juga akan tereliminasi, karena mereka tidak dapat berlari cepat untuk menghindarkan diri dari anjing hutan. Hasilnya adalah populasi kelinci yang panjang kakinya sedang relatif lebih bertahan. Variasi kelinci akan berkurang dan populasi akan stabil. b. Seleksi langsung directional selection, seleksi ini menggeser keseluruhan susunan populasi dengan cara lebih menyukai salah satu varian yang ekstrim. Sebagai contoh jika di sebuah hutan terdapat populasi jerapah. Misalkan makanan jerapah adalah daun-daun sejenis pohon yang ukurannya cukup tinggi. Proses seleksi tentu saja ke arah leher yang lebih panjang. c. Seleksi penganekaragaman diversifying selection, menyeleksi sifat ratarata dan lebih menyukai sifat yang ekstrim. Perhatikan ukuran biji populasi pohon oak, yang berkisar dari yang kecil hingga yang besar. Umpamakan suatu spesies tupai pemakan biji oak menyerbu hutan. Tupai-tupai itu tidak akan memakan biji yang kecil, sebab terlalu sulit untuk di tempatkan. Mereka juga tidak akan memakan biji yang besar sebab terlalu besar untuk dibawa. Setelah beberapa tahun, biji oak yang ukurannya sedang akan menghilang, tetapi biji yang ukurannya kecil dan besar akan survive dan berkecambah. Selanjutnya hutan oak tersebut akan memiliki pohon dengan dua ukuran biji yang berbeda. 2. Hanjutan/pergeseran genetik genetic drift Hanjutan/pergeseran genetik adalah perubahan dalam frekuensi gen pada suatu populasi berukuran kecil akibat kejadian acak. Secara ideal suatu populasi harus berukuran besar agar hanjutan/pergeseran genetik tidak mempengaruhi kumpulan gennya. Pada umumnya hanjutan/pergeseran genetik disebabkan oleh bencana besar dan pembentukan koloni baru oleh sejumlah kecil individu. Bencana besar misalnya letusan gunung berapi dan tsunami dapat mengurangi ukuran populasi secara drastis. Akibatnya, struktur genetik populasi kecil yang selamat mungkin tidak mewakili struktur populasi semula, situasi ini biasanya disebut sebagai efek leher botol bottleneck effect. Dengan hilangnya sebagian besar alel dari kumpulan gen, maka efek leher botol dan hanjutan/pergeseran genetik yang diakibatkannya, akan mengurangi keanekaragaman genetik dalam suatu populasi. Efek leher botol dapat menjelaskan mengapa populasi cheetah memperlihatkan variasi genetik yang sangat sedikit. Hanjutan/pergeseran genetik juga dapat terjadi ketika pembentukan koloni baru oleh beberapa individu yang menempati suatu habitat yang terisolasi. Semakin kecil ukuran populasi koloni baru, maka semakin kecil kemungkinan susunan genetiknya akan mewakili kumpulan gen populasi asalnya. Hanjutan/pergeseran genetik dalam suatu koloni baru dikenal sebagai efek pendiri founder effect. 3. Aliran gen gene flow Aliran gen juga disebut campuran gen atau migrasi gen adalah pertukaran dari variasi genetik antar populasi, ketika faktor geografi dan habitat bukan rintangan. Ernst Mayr berpendapat bahwa aliran gen seperti homogenizing penyamaan gen, dapat menetralkan adaptasi selektip. Pendapat ini didukung oleh Campbell 2003 yang menyatakan bahwa aliran gen cenderung mengurangi perbedaan antara populasi yang telah terakumulasi akibat seleksi alam atau hanjutan/pergeseran genetik. Jika hal ini terjadi cukup luas, aliran gen akhirnya dapat menyatukan populasi yang berdekatan menjadi sebuah populasi tunggal dengan struktur genetik yang sama. Dengan demikian, aliran gen dapat menyebabkan perubahan pada frekuensi alel suatu populasi, kita tahu jika frekuensi alel suatu populasi berubah maka disana telah terjadi proses mikroevolusi. Ketika ada rintangan ke aliran gen, situasi ini dimasukkan ke dalam istilah isolasi reproduksi dan merupakan hal yang penting untuk terjadinya spesiasi. Gerak bebas alel melalui suatu populasi mungkin juga dirintangi oleh struktur populasi. Sebagai contoh, kebanyakan populasi di dunia nyata tidaklah benar-benar secara penuh dapat saling berbiak silang. Jarak geografi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pergerakan alel di dalam populasi. 4. Mutasi Mutasi adalah perubahan dalam DNA suatu organisme. Suatu mutasi baru yang diturunkan melalui gamet dapat dengan segera mengubah kumpulan gen suatu populasi. Mutasi selalu terjadi. Hampir semua gen mungkin mengalami mutasi sekali pada saat pembelahan yang ke hingga Sastrodihardjo, 1980. Kecepatan mutasi dari berbagai gen bervariasi. Alel yang lebih stabil, frekuensinya akan cenderung bertambah banyak, sedangkan alel yang mudah bermutasi akan cenderung untuk berkurang frekuensinya. Meskipun mutasi pada suatu lokus gen tertentu jarang terjadi, dampak kumulatif mutasi tersebut pada semua lokus bisa signifikan. Hal ini disebabkan oleh setiap individu memiliki ribuan gen, dan banyak populasi memiliki ribuan atau jutaan individu. Dengan begitu, dalam jangka panjang mutasi sangat penting bagi evolusi karena mutasi mempertinggi variabilitas yang berfungsi sebagai bahan mentah untuk seleksi alam. 5. Perkawinan Tidak Acak Syarat lain agar kesetimbangan Hardy-Weinberg dapat dipertahankan adalah perkawinan acak. Tetapi pada kenyataannya, individu lebih sering kawin dengan anggota populasi yang lebih dekat dibandingkan dengan yang lebih jauh jaraknya, terutama pada spesies yang penyebarannya dekat. Hal ini akan mendorong perkawinan antarkerabat inbreeding. Perkawinan tidak acak lainnya adalah perkawinan asortatif atau perkawinan berdasarkan pilihan, di mana individu memilih pasangan yang sama dengan dirinya dalam fenotip tertentu. Sebagai contoh, beberapa kodok Bufo sp paling sering mengawini kodok yang ukurannya sama. Perkawinan yang tidak acak akan meningkatkan jumlah genotif homozygot dari lokus gen pada individu. Setiap perubahan dalam perilaku kawin asortatif atau kawin antar kerabat populasi akan menggeser frekuensi genotif yang berlainan. Dengan demikian, perkawinan tidak acak dapat menyebabkan populasi berevolusi. KESALAHPAHAMAN TENTANG TEORI EVOLUSI Meskipun sintesis modern hampir diterima secara universal oleh masyarakat ilmiah, banyak orang secara intuisi menemukan aspek lain tentang evolusi. Argumentasi-argumentasi melawan teori evolusi secara umum melibatkan kesalah pahaman atau kesalahan konsep tentang evolusi atau tentang ilmu pengetahuan secara umum. Sebagian dari argumentasi yang berlawanan dengan teori evolusi dikaji di bawah ini. 1. Perbedaan antara Teori dan Fakta Sintesis modern, seperti halnya teori yang terdahulu, yaitu Mendelian dan Darwinian, adalah suatu teori ilmiah. Ketika berpidato, biasanya orang menggunakan kata "teori" untuk mengatakan dugaan, spekulasi, atau pendapat, dan kata "fakta" untuk menyatakan benar, atau sangat benar. Dengan pernyataan seperti ini, "teori" bertentangan dengan "fakta". Meskipun demikian, dalam pengertian yang lebih tegas, fakta dan teori menunjukkan status epistemologi dari ilmu pengetahuan. Di dalam IPA, fakta diperoleh dari data satu pengamatan. Sedangkan teori diperoleh dari kesimpulan berdasarkan kumpulan fakta-fakta. Suatu teori adalah satu usaha untuk mengidentifikasi dan menguraikan hubungan antara fenomenafenomena atau berbagai hal, dan menghasilkan prediksi-prediksi yang dapat diuji melalui eksperimen-eksperimen yang dikendalikan, atau pengamatan empiris. Dalam pengertian ilmiah, "fakta-fakta" adalah apa yang diusahakan teori untuk dijelaskan. Maka, untuk para ilmuwan "teori" dan "fakta" tidak berdiri sebagai oposisi, tetapi lebih ada dalam suatu hubungan yang timbal balik; sebagai contoh, yang merupakan suatu fakta bahwa buah apel akan jatuh ke Bumi jika berada pada suatu cabang dan "teori" yang menjelaskan hal ini adalah teori gravitasi. Demikian juga, variasi genetika, seleksi alam, dan tanggapan terhadap seleksi misalnya dalam domestikasi tumbuhan dan hewan adalah fakta, dan generalisasi atau ekstrapolasi dari fenomena ini, serta penjelasan bagi fakta-fakta ini adalah "teori evolusi". Sintesis evolusi modern sudah menggantikan penjelasan-penjelasan sebelumnya untuk asal-usul spesies termasuk Lamarckisme, dan sekarang ini teori evolusi merupakan teori yang paling kuat dalam menjelaskan fenomena-fenomena biologi. 2. Evolusi dan Devolusi Salah satu kesalah pahaman yang paling umum tentang evolusi adalah bahwa satu spesies dapat "sangat ditingkatkan" dibanding yang lain, bahwa evolusi adalah kemajuan yang diperlukan dan atau mendorong pada kompleksitas yang lebih besar atau sebaliknya devolusi. Padahal evolusi tidak menjamin bahwa generasi yang akan datang akan lebih cerdas, komplek, atau moralnya lebih pantas dibanding generasi sebelumnya. Tuntutan bahwa evolusi mengakibatkan kemajuan bukanlah bagian dari teori evolusi modern; itu berasal dari sistem kepercayaan sebelumnya yang terjadi waktu Darwin memikirkan teori evolusinya. Dalam banyak kasus evolusi menunjukkan "kemajuan" ke arah yang lebih tinggi kompleksitasnya, ketika bentuk kehidupan yang paling awal dan sangat sederhana dibandingkan dengan spesies yang ada sekarang. Namun, tidak ada jaminan bahwa semua organisme tertentu yang ada hari ini akan menjadi lebih cerdas, lebih rumit, lebih besar, atau lebih kuat di masa yang akan datang. Sebenarnya, seleksi alam hanya akan memilih sifat yang maju kompleks jika hal itu meningkatkan kesempatan untuk survival, yaitu suatu kemampuan untuk hidup cukup panjang untuk memperbanyak keturunan kepada kedewasaan seksual. Mekanisme yang sama dapat benar-benar menyukai kecerdasan yang lebih rendah, atau kompleksitas yang lebih rendah dan seterusnya jika ciri-ciri itu menjadi suatu keuntungan yang selektif di dalam lingkungan organisme tersebut. Satu arah pemahaman yang nyata bahwa "kemajuan" bentuk kehidupan dari waktu ke waktu adalah untuk mengingatkan bahwa kehidupan yang paling awal dimulai sebagai wujud-wujud yang sangat sederhana. Evolusi menyebabkan kehidupan menjadi lebih kompleks, karena menjadi lebih sederhana tidak menguntungkan. Namun ketika garis keturunan individu sudah mencapai kompleksitas yang cukup, mungkin juga memerlukan penyederhanaan spesialisasi. Sebagai contoh, hal ini dapat dilihat pada banyak spesies parasit yang sudah meningkatkan wujud yang lebih sederhana dari ancestors nenek moyangnya. 3. Spesiasi Kadang-kadang orang berpikir bahwa spesiasi pembentukan spesies baru belum pernah secara langsung diamati, dan dengan begitu evolusi tidak bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan yang kuat. Padahal pada kenyataannya "mikroevolusi" telah diamati dan "makroevolusi" tidak dapat diamati secara menyeluruh. Beberapa kreasionis mendefinisikan kembali makroevolusi sebagai perubahan dari satu jenis makhluk hidup ke jenis makhluk hidup lain, masih belum jelas apa yang dimaksud suatu jenis dalam kontek ini dan mengacu kemana. Ini adalah suatu kesalah pahaman baik dari sudut pandang ilmu pengetahuan maupun evolusi. Pertama, penemuan ilmiah tidak terjadi semata-mata melalui suatu eksperimen yang dapat diulang kembali; prinsip tentang uniformitarianism mengijinkan para naturalis untuk menginfer/menduga penyebab sesuatu melalui efek empirisnya. Lebih dari itu, sejak penerbitan buku On the Origin of Species banyak Ilmuwan telah memperkokoh Hipotesis Darwin dengan mengumpulkan data dari sumber yang tidak ada pada jaman Darwin, seperti kesamaan DNA antarspesies dan penemuan fosil baru. Akhirnya, spesiasi telah diamati secara langsung pada hewan-hewan yang siklus hidupnya pendek. 4. Pengorganisasian Diri dan Entropi Ini tuntutan berikutnya terhadap evolusi. Dengan terus meningkatnya kompleksitas tanpa intervensi hal-hal yang gaib, maka proses evolusi melanggar hukum termodinamika kedua. Hukum ini mengusulkan bahwa dalam satu sistem yang terisolasi sempurna entropi akan cenderung untuk meningkat atau tetap. Entropi adalah suatu ukuran jumlah energi di dalam suatu sistem fisika yang tidak bisa digunakan untuk melakukan pekerjaan mekanis, dan dalam thermodinamika statistik hal itu dibayangkan sebagai suatu ukuran dari statistik "kekacauan" pada suatu tingkatan mikro. Tuntutan ini mengabaikan fakta bahwa sistem biologi bukanlah sistem yang terisolasi. Matahari menyediakan sejumlah besar energi kepada Bumi, dan arus panas ini mengakibatkan peningkatan entropi yang sangat besar ketika dibandingkan dengan pengurangan entropi yang berhubungan dengan pengurangan kekacauan sistem biologi. Sebenarnya aliran materi dan energi melalui sistem terbuka membuka peluang kepada suatu organisme untuk meningkatkan kompleksitasnya tanpa bimbingan atau pengaturan. Kehidupan melibatkan sistem terbuka bukan sistem terisolasi, ketika semua organisme mengubah energi dan materinya sesuai dengan lingkungannya, dan dengan cara yang sama Bumi menerima energi dari matahari dan memancarkan kembali energi ke ruang angkasa. 5. Informasi Beberapa orang menyatakan bahwa evolusi tidak bisa menciptakan informasi, atau informasi itu hanya dapat diciptakan oleh kecerdasan. Informasi fisik ada dengan mengabaikan kehadiran kecerdasan, dan evolusi mempertimbangkan informasi baru kapan saja, ketika suatu mutasi atau duplikasi gen terjadi. Sekali pun mereka diberi informasi yang akan memuaskan misalnya penemuan bakteri pemakan nilon yang memiliki enzim yang secara efisien mencerna material yang tidak pernah ada sampai zaman modern. Hal itu berdasarkan pada konsep sederhana pergeseran membaca suatu gen yang telah digunakan untuk yang lain. Tetapi dengan konsep sederhana tersebut gen yang berupa kemampuan mencerna nilon tersedia disana. Mutasi masa depan, barangkali mutasi titik yang terjadi pada gen, secara masuk akal bisa mempertinggi keuntungan dari pengurangan energi untuk proses dekomposisi nilon. 6. Kontroversi Sosial dan Agama Sejak penerbitan The Origin of Species pada tahun 1859, teori evolusi telah menjadi sumber kontroversi yang hampir tetap. Secara umum, kontroversi memusat pada hal-hal yang filosofis, kosmologis, sosial, dan implikasi religius dari evolusi, bukan pada ilmu evolusi itu sendiri. Teori bahwa evolusi biologi terjadi melalui satu mekanisme atau lainnya hampir tidak ditentang dalam masyarakat ilmiah sejak awal abad ke-20. Ketika Darwin memahami teori evolusi, mungkin aspek yang paling kontroversial dari evolusi adalah aplikasinya terhadap asal usul manusia. Gagasan bahwa semua keaneka ragaman dalam kehidupan termasuk manusia muncul melalui proses alami tanpa memerlukan intervensi hal-hal yang gaib merupakan proses yang sulit untuk dipercaya dalam kaitannya dengan keimanan yang paling religius dan terutama untuk agama Ibrahim. Banyak orang-orang yang religius bisa mendamaikan ilmu pengetahuan evolusi dengan keimanan mereka, atau mereka tidak melihat konflik apapun yang riil. Gagasan bahwa keimanan dan evolusi dapat diharmoniskan disebut sebagai evolusi theistik theistic evolution. Kelompok orang-orang religius lain, yang biasanya dikenal sebagai kreasionis creationists, menganggap bahwa kepercayaan tentang asal evolusioner kehidupan bertentangan dengan keimanan mereka, persepsi mereka tentang desain secara alami dari evolusi membuat mereka tidak bisa menerima apa yang mereka sebut "evolusi tanpa pemandu" unguided evolution. Suatu konflik terkait muncul ketika para kritikus mengkombinasikan pandangan religius dari status superior masyarakat dengan dugaan yang salah bahwa evolusi perlu "progresif". Tuntutan para kritikus ini, jika manusia adalah hewan yang lebih pandai superior namun berkembang dari hewan sebelumnya, maka hewan yang lebih rendah inferior tidak akan masih tersisa. Sebab hewan yang inferior dalam pandangan mereka adalah makhluk-makhluk yang sungguh dapat dibuktikan ada. Mereka yang mengkritik evolusi kadang-kadang salah mengambil bukti pendukung, tuntutan mereka bahwa evolusi adalah palsu. Di beberapa negara, khususnya Amerika Serikat, pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan ini diperpanas suasananya dengan apa yang disebut kontroversi evolusi-penciptaan, yang di antaranya sudah menghasilkan perebutan konsep dalam kurikulum pelajaran. Sementara di bidang sains yanglainnya, seperti kosmologi dan ilmu Bumi, juga bertikai tentang penafsiran harfiah dari teks-teks yang religius, studi-studi evolusinoer telah melahirkan debat-debat ini. Evolusi telah digunakan untuk mendukung filosofis dan aneka pilihan etis ilmuwan yang paling modern yang argumentasinya diamanatkan oleh evolusi maupun didukung oleh ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, eugenic gagasan dari Francis Galton yang telah dikembangkan ke dalam argumentasi bahwa kualitas kumpulan gen manusia gene pool harus ditingkatkan melalui kebijakan perkawinan selektip. Kebijakan lainnya misalnya insentif untuk reproduksi bagi sebagian “stock keturunan baik" dan disinsentif seperti wajib sterilisasi, "euthanasia ", pengujian sebelum melahirkan, pembatasan kelahiran, dan rancang-bangun sifat genetik bagi sebagian sifat tidak baik. Contoh lain dari perluasan teori evolusioner yang secara luas dihormati adalah " Darwinisme Sosial", suatu istilah yang berikan kepada Teori Malthusian di abad 19 yang dikembangkan Herbert Spencer ke dalam gagasan tentang kesintasan bagi yang terbugar survival of the fittest dalam kehidupan masyarakat secara keseluruhan, dan oleh orang tertentu ketidaksamaan sosial, rasisme, dan kekaisaran adalah dibenarkan. Sumber Hendriani, Yeni; Melia, Savina. 2019. Paket Unit Pembelajaran Mata Pelajaran Biologi [Bioteknologi dan Evolusi]. Jakarta Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud RI.
hubungan teori evolusi kimia dengan asal usul kehidupan adalah